Senin, 26 Mei 2014

Kenapa?



“akhirnya lu muncul Jak, gue tungguin dari tadi, aku mau nanya materi yang kemarin, mau aku pelajarin tapi kurang lengkap gitu, tapi di-bbm malah gak bales elu nya, padahal lagi butuh banget, sibuk apaan sih? Mikirin dia? Wkwkkk”
“ini materinya, otakmu encer tapi sayang jarang dipakek, eman, jangan dikit-dikit nanya, annoying, dan jangan sok tau apa-apa tentang gue, ketemu juga karena lu nanya apa kan?” suaranya tak keras tapi terlampau jelas. Aku tertunduk. Anak-anak yang lain tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi terus mesam-mesem. Semuanya salahku, tak seharusnya aku mencintaimu.
Langit runtuh ketika kukendarai sepedaku dalam perjalanan pulang, tak deras dan tak kuputuskan memakai jas hujan. Tak ada apa-apa lagi yang bisa kupikirkan kecuali perkataanmu tadi siang. Bumi seolah tengah dibalikkan, pijakanku hancur, kepala mendadak jadi kaki dan sebaliknya. Aku hanya bisa terus menangis sembari menyesali diri. Kenapa harus padamu aku menjatuhkan hati. Tak pernah aku sehancur ini, bahkan ketika dulu aku tahu aku harus rela mencintaimu satu arah aku tak sehancur ini. Aku tetap tegar dan merawat apa yang sudah kupilih tapi sekarang? Kemana kamu dan senyummu yang sabar menghadapiku yang tak kau inginkan mencintaimu? Kemana obrolan-obrolan kecilmu yang ramah dan cerita-cerita sepelemu yang tak sungkan kau umbar? Apa selama ini semuanya palsu biar tak menyakitiku? Terlambat karena perkataan singkatmu siang tadi lebih menyakitkan dari apapun. Kenapa tak dari dulu kau bilang jangan ganggu aku? Kenapa kau biarkan aku menikmati arus sungai tanpa tahu muaranya seperti ini? Kenapa dan banyak kenapa.
Aku biarkan semuanya menganga, pertanyaan kenapa dan luka. Sembari berharap ada yang menjawabnya atau sekedar membantu mengeringkan luka. Bukan diobati karena aku tahu tak ada obat untuk semua ini. Harapan, angan, keinginan tentangmu sudah kututup. Dengan berat hati. Kalau aku tak dijinkan mencintaimu, lalu siapa lagi yang bisa kucintai? 

lagi membayangkan jadi aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar