Bahtera kapal itu sedang
menepi, menautkan tali. Di sebuah pulau berwajahkan usia. Empat tahun lamanya. Di
sebuah pulau gambar-gambar kesalahan diperlihatkan, sebuah pulau sarat
intropeksi diri. Empat tahun ke belakang yang tak luput kesalahan, kelalaian,
kekhilafan. Tapi dibarengi sebuah maaf dan perbaikan. Hingga akhirnya kapal
kami mencapai pulau ini.
Di tepi pantai, ombak
menggulung, menggerus karang, pasir memasrahkan diri sesaat tersapu ombak, waktu
terus melaju. Dan kami, terbawa di dalamnya. Tertunduk pada waktu yang tak
punya kompromi soal berhenti, waktu yang hakiki. Kapl kami, bukan tanpa
goncangan melaju di titik 48 bulan ini. Sesaat kapal kami terguncang badai,
sejenak kehilangan arah, persediaan bahan bakar yang menipis, semua pernah kami
lalui. Tapi kami bertahan. Kami nahkodanya, kami yang menjalankan, saling
bergenggam tangan hingga kahirnya rintangan-rintangan itu tak ada artinya. Kami
sudah meraih pulau ini, keindahannya yang benar-benar pantas untuk kami.
Selamat
empat tahun onyet,
Dari
kekasihmu