Galau
lagi, Ragu lagi, Mundur lagi, Majunya kapan? Ke puncaknya kapan? Ketemu kamunya
kapan? *yang terakhir ngelantur baiklah*
Selamat
datang di sebuah malam dalam tujuh hari yang lebih diharapkan sebagian orang
dari malam-malam lainnya tapi saya bukan salah satunya. Malam minggu.
Identiknya jalanan rame, bioskop rame, tempat nongkrong mulai yang elit kayak
cafe-cafe sampe yang sekedar pinggiran jalan juga rame. Yang sepi barangkali
cuman hati mereka yang lagi jomblo sama yang ldr-an. Saya bukan keduanya karena
malam minggu saya gak sepi walopun gak di samping pacar *tetep kasian*. Malam
minggu saya rame, tab-tab browser di laptop saya rame banget malam ini lebih tepatnya
karena saya juga lagi jalan-jalan. Menyambangi profil-profil orang “penting”
yang saya harapkan dapat menyuntikan motivasi malam ini ke dalam diri. Jalan-jalan
ke berbagai blog, fiksi dan lain sebagainya. Banyak cerita sudah saya baca
dan..... bagus semuanya. Lalu apa masalahnya dengan saya? Masalahnya adalah
saya mendadak galau, galau di malam minggu *alah* tapi bukan gara-gara kamu,
gara-gara saya nemu banyak tulisan bagus, lalu saya juga suka nulis, tapi
tulisan saya tak sebagus mereka saya rasa.
Sambil
guling-gulingan di kasur saya merenung. Membuat penyesalan-penyesalan gak
berharga. Kenapa saya gak suka nulis dari dulu? Gak suka ngeblog dari dulu?
Kenapa harus setelah setua ini? *oke saya tua* kenapa ini kenapa ini dan kenapa
ini yang lainnya. Memang, jam terbang kepenulisan seseoranglah yang akhirnya
membentuk sebuah karakter. Bukan usia atau hal lainnya, semakin membiasakan
menulis semakin dewasa dan matang pula kualitas tulisannya. Termasuk beberapa
blog yang sudah saya kunjungi, dari jumlah postingannya jelas saya telak
walaupun (dengan berat hati harus mengakui lagi) dilihat dari usia saya lebih
dewasa mereka memang lebih rutin menulis, tidak seperti saya yang nulis kalau habis ketemu kamu aja. Tapi saya tak
terus berlarut dalam penyesalan, karena penyesalan tak akan membuat tulisan
saya bertambah. Masih banyak hal yang perlu disyukuri karena saya mau menulis
di usia saat ini, bukan tahun depan atau tahun depannya lagi. Banyak hal yang
bisa terus digali, diperbaiki, terpenting adalah terus menulis, bukan menyesal,
terjatuh, lalu tak bisa bangkit lagi *butiran debu bangeet*. Kalu lagi-lagi
galau, lagi-lagi ragu gak mau nulis lagi, kapan belajarnya? Kapan majunya?
Kapan ke puncak bareng kamunya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar