Jumat, 19 April 2013

analogi empat musim ini untuk kalian


Aku seperti terombang-abing dalam pergantian musim lintang sedang yang bahkan nyatanya tak pernah aku rasakan.
Jika saat ini musim panas, maka bisa jadi aku akan sangat labil mengatur emosi, disamping deraan tugas sekolah yang datang bertubi-tubi, layaknya remaja SMA lain, aku juga memiliki beberapa masalah “keremajaan” yang tak terlalu banyak, tapi kadang bisa menjelma menjadi terlalu kompleks.  Friend, friendship, pertemanan, persahabatan, permusuhan, akan selalu ada di setiap kehidupan, apalgi masa-masa remaja kayak gini. Hhhh, kembali lagi ke analogi musim panas, semuanya gerah, semuanya gersang, semuanya butuh asupan pendnginan secara labih, aku juga. Dan ya, lingkungan sekitar akan menjadi korban pertama semua itu, dan mereka teman-temanku. Yang duduk disamping, di depan, dibelakang, nyata ato cuman perumpaan, nyatanya mereka memang setia di tempatnya masing-masing. Luapan emosi tak terelakkan, aku mencercah, aku marah, aku mendidih, tak terbendung. Aku selalu mengkambinghitamkan emosi, aku bilang aku korban emosi. Padahal seharusnya, emosi adalah yang semua orang miliki, yang mereka jalankan dengan pikiran dan hati, yang jika kau tak berhati-hati, ia akan mudah sekali menjadi boomerang untukmu, menikammu bertubi-tubi dalam penyesalan, seperti aku, saat itu…
Kemudian musim gugur tiba, bersamaan dengan gugurnya satu per satu sahabat-sahabat yang telah menyempurnakanmu di tempat yang tak terlalu sempurna. Mereka berguguran, badan dan hatinya darimu, mereka menjauh, karena musim panas memakanmu. Perhatian, canda, tawa mereka juga, berguguran, tapi bedanya, tak menghasilkan keindahan yang biasa berserak di bumi seperti saat daun-daun kerng melukis setting lain secara alami untuk bumi. Kau harus terima kesendirianmu, sama seperti pohon yang menerima kesendiriannya tanpa dau, kering, tak hijau, tak damai…
Berganti musim dingin, salju putih mulai turun, memutihkan bumi yang tadi kotor, mendinginkan yang tadi berapi penuh emosi. Kata maaf teruntai, maaf-memaafkan, kali ini melebihi dingginnya salju nyta saat mendinginkan bumi. Ini lebih dingin, lebih sejuk, menyegarkan, lebih putih, kembali tanpa dosa, unutk mereka, sahabat…
Dan inilah musim yang paling menggembirakan, yang paling indah, rumput menghijau, bungan bermekar warna-warni, kumbang bertebaran berlomba menghisap nectar, manis, manis sekali. Seperti saat ini, sahabat-sahabatmu mengembangkan senyum paling indah, meumpahkan segala ceritnya, manisnya, untukmu. Tak berkurang apapun, meskipun aku… ya aku… pernah menyakiti, menyalahkan, berbuat salah, dan yang tak mengenakkan teramat sering… semuanya tak berkurang apapun, tak akan ada lagi musim panas, gugur , dingin, semi. Yang ada hanya satu… musim kebahagiaan sepanjang tahun dinegara tropis ini, bersama hangatnya musim kemarau dan indahnya pelangi yang muncul saat rintik hujan terhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar